Kamis, 31 Januari 2019

TERJEMAH SAFINATUN NAJA DAN KASIFATUS SAJA LENGKAP (BAGIAN 9)

TERJEMAH SAFINATUN NAJA DAN KASIFATUS SAJA (BAGIAN 9)



◇◇◇◇◇☆☆☆☆☆ SAHNYA BERJAMA'AH ☆☆☆☆☆◇◇◇◇◇

بسم الله الرحمن الرحيم

[ فصل ] صور القدوة تسع
تصح غى خمس
◆ قدوة رجل برجل
◆ وقدوة إمرأة برجل
◆ وقدوة خنثى برجل
◆ وقدوة إمرأة بخنثى
◆وقدوة غمرأة بإمراة

BISMILLAHIRROHMAANIRROHIIIM
FASLUN. SHUWARUL-QUDWATI TIS’UN TASIHHU FI KHOMSIN. ◆ QUDWATU ROJULIN BI-ROJULIN.
◆ WA QUDWATU IMROATIN BI-ROJULIN.
◆ WA QUDWATU KHUNTSA BI-ROJULIN.
◆ WA QUDWATU IMROATIN BI-KHUNTSA.
◆ WA QUTWATU IMROATIN BI-IMROATIN.

Ada lima golongan orang–orang yang sah dalam berjamaah, yaitu:
1- Laki –laki mengikut laki – laki.
2- Perempuan mengikut laki – laki.
3- Banci mengikut laki – laki.
4- Perempuan mengikut banci.
5- Perempuan mengikut perempuan.

وتبطل فى اربع
◆ قدوة رجل بإمرأة
◆ وقدوة رجل بخنثى
◆ وقدوة خنثى بغمرأة
◆ وقدوة خنثى بخنثى

WA TABTHULU FI ARBA’IN.
◆ QUDWATHU ROJULIN BI-IMROATIN.
◆ WA QUDROTU ROJULIN BI-KHUNTSA.
◆ WA QUBROTU KHUNTSA BI-IMRAATIN.
◆ WA QUDROTU KHUNTSA BI-KHUNTSA.

Ada empat golongan orang – orang yang tidak sah dalam berjamaah, yaitu:
1- Laki – laki mengikut perempuan.
2- Laki – laki mengikut banci.
3- Banci mengikut perempuan.
4- Banci mengikut banci.

Syarh atau Penjelasan Kitab Safinah an-Najah
Gambaran bermakmum yang dimungkinkan dan sesuai dengan aturan syairat Islam ada sembilan (9),
yang kelima (5) dianggap sah dan yang empat dianggap tidak sah.

Adapun yang lima gambaran yang dianggap sah shalat dan jama’ahnya yaitu
Pertama, bermakumnya laki-laki pada sang imam yang juga laki-laki.

Kedua, perempuan bermakmum pada imam dari golongan laki-laki.

Ketiga, Banci (khuntsa) yang memiliki dua jenis kelamin bermakmum pada imam dari golongan laki-laki.

Keempat, perempuan bermakmum pada imam dari golongan khuntsa (manusia yang memiliki dua jenis kelamin). Dan

kelima, perempuan bermakmum pada golongannya sendiri yaitu perempuan.

Sedangkan empat gambaran bermakmum yang dianggap tidak dapat disahkan dan dibenarkan yaitu
Pertama, laki-laki bermakmum pada imam dari golongan peremuan.

Kedua, laki-laki bermakmum pada imam dari golongan khuntsa (banci yang berkelamin dua).

Ketiga, khuntsa (banci yang berkelamin dua) bermakmum pada imam dari golongan perempuan.

Dan keempat, khuntsa bermakmum pada imam dari golongannya sendiri yaitu khuntsa.




SHOLAT JAMA'


بسم الله الرحمن الرحيم
فصل شروط جمع التقدم أربعة
البداءة باﻻولى
ونية الجمع فيها
والموﻻة بينهما
ودوام العذر

FASLUN SYURUUTHU JAM’IT-TAQDHIMI ARBA’ATUN.
AL-BADAATU BIL-ULA
WA NIYATUL-JAM’I FIHA,
WAL-MUWALAT BAYNAHUMA
WA DAWAMUL-‘UDZRI.

Ada empat, syarat sah jamak taqdim (mengabung dua shalat diwaktu yang pertama), yaitu:
1- Di mulai dari shalat yang pertama.
2- Niat jamak (mengumpulkan dua shalat sekali gus).
3- Berturut – turut.
4- Udzurnya terus menerus.

Syarh atau Penjelasan Kitab Safinah an-Najah
Syarat Jama’ taqdim,
—baik disebabkan karena dalam perjalanan jauh atau disebabkan hujan
—ada empat (4) syarat.
Pertama, harus terlebih dahulu mengerjakan shalat yang pertama dan disusul dengan shalat yang kedua.
Seperti jika seseorang yang menjama’ anatara shalat dzuhur dan asar, maka terlebih dahulu mengerjakan shalat dzuhur dan kemudian disusul dengan shalat asar.
Jika dibalik, melaksanakan shalat asar terlebih dahulu kemudian shalat dzuhur, maka shalatnya tidak sah.
Sebab yang mengikuti (tabi’) tidak boleh mendahului yang diikuti (matbu’).

Kedua, niat shalat jama’ pada saat melaksanakan shalat yang pertama.

Ketiga, dilaksanakan secara berurutan antara kedua shalat.

Artinya antara satu shalat yang pertama dengan shalat yang kedua tidak disela-selai oleh pekerjaan yang lain.

Keempat, adanya udzur yang kontinu. Seperti perjalanan panjang dan hujan yang deras. Jika sudah tidak ada perjalanan lagi, sudah ada di rumah dan dalam hidup normal tanpa ada udzur, maka sudah tidak boleh lagi melakukan shalat jama’.

فصل شررط جمع التأخر إثنان
نية التأخيروقد بقى من وقت اﻻولى ما يسعها
ودوام العذر الى تمام الثانية

SYARAT JAMAK TAKHIR
FASLUN. SYURUUTHU JAM’I AT-TA’KHIRI ITSNANI.
NIYATUT-TA’KHIRI, WA QAD BAQIYA MIN WAQTI AL-ULYA MA YASA’UHA
WA DAWAMUL-‘UDZRI ILA TAMAM AT-TSANIYAH.
Ada dua syarat jamak takhir, yaitu:
1- Niat ta’khir (pada waktu shalat pertama walaupun masih tersisa waktunya sekedar lamanya waktu mengerjakan shalat tersebut).
2- Udzurnya terus menerus sampai selesai waktu shalat kedua.

Syarh atau Penjelasan Kitab Safinah an-Najah
Syarat melaksanakan shalat jama’ ta’khir ada dua (2).

Pertama, niat mengakhirkan shalat pertama yang sejatinya memiliki waktu yang cukup luas untuk melaksanakan shalat yang pertama itu.
Seperti jika seseorang hendak men-jamah’ ta’khirkan antara shalat dzuhur dan asar, maka terlebih dahulu harus niat mengakhirkan shalat dzuhur, lantaran shalat dzuhur akan dilaksanakan di waktu shalat asar.

Kedua, adanya udzur yang kontinu sampai waktu shalat yang kedua tiba.
Seperti perjalanan jauh yang memakan waktu dari waktu shalat yang pertama, semisal dzuhur, sampai tiba waktu shalat yang kedua, semisal asar, dan kedua waktu tersebut (dzuhur dan asar) tercakup dalam waktu perjalanan.

فصل شروط القصر سبعة
ان يكون سفره مرحلتين
و ان يكون مباحا
والعلم بجوازالقصر
ونية القصرعنداﻻحرام
وان تكون الصﻻة رباعية
ودوام السفر الى تمامها
وان ﻻيقتدى بمتم فى جزء من صﻻته

SYARAT QASAR
FASLUN SYURUUTUL-QOSHRI SAB’ATUN.
ANYAKUNA SAFARUHU MARHALATAYNI,
WA AN YAKUNA MUBAHAN,
WA YA’LAMU BI-JAWAZIL-QOSHRI,
WA NIYATUL-QOSHRI ‘INDAL-IHRAM,
WA AN TAKUNA AS-SHOLATU RUBA’IYATAN,
WA DAWAMUS-SAFARI ILA TAMAMIHA,
WA AN LA-YAQTADIYA BI-MUTAMMIN FI JUZ’IN MIN SHOLATIHI,

Ada tujuh syarat qoshar, yaitu:
1- Jauh perjalanan dengan dua marhalah atau lebih (80,640 km atau perjalanan sehari semalam).
2- Perjalanan yang di lakukan adalah safar mubah (bukan perlayaran yang didasari niat mengerja maksiat ).
3- Mengetahui hukum kebolehan qasar.
4- Niat qasar ketika takbiratul `ihram.
5- Shalat yang di qasar adalah shalat ruba`iyah (tidak kurang dari empat rak`aat).
6- Perjalanan terus menerus sampai selesai shalat tersebut.
7- Tidak mengikuti dengan orang yang itmam (shalat yang tidak di qasar) dalam sebagian shalat nya.

Syarh atau Penjelasan Kitab Safinah an-Najah
Syarat shalat qashar ada 7 (tujuh).
Pertama, perjalanannya harus mencapai dua marhalah. Kedua, perjalanannya harus perjalanan yang dibenarkan atau diperbolehkan menurut syariat.
Termasuk juga perjalanan karena hendak melaksanakan kewajiban, seperti perjalanan haji, dan perjalanan dengan tujuan melaksanakan sunnah seperti ziarah kubur.
Jika seseorang yang melakukan perjalanan dengan tujuan bermaksiat, maka tidak diperkenankan meng-qoshar shalat.
Perlu diketahui bahwa perjalanan (safar) seseorang ada tiga macam motivasi atau niat;

1). Al-‘ashi bi as-safar, yaitu perjalanan dengan tujuan melakukan maksiat, seperti begal jalan, merampok, dll.
Jelas sekali perjalanan semacam ini bagi pejalannya tidak boleh melakukan qoshar shalat.
Namun jika di tengah-tengah perjalanan seseorang bertaubat dan memperbaharui niatnya, maka sisa perjalananya boleh digunakan qoshar shalat.

2). Al-‘ashi fi as-safar, yaitu perjalanan dengan tujuan yang benar dan tetap pada rel syariat Islam, namun melakukan maksiat di tengah-tengah perjalanan.
Seperti seorang yang bertujuan haji, tapi di tengah perjalanan ia berzina atau minum khamr (arak), maka sisa perjalanan selanjutnya tidak boleh meng-qoshar shalat.

3). Al-‘ashi bi as-safar fi as-safar, yaitu perjalanan dengan tujuan yang benar dan ketaatan, namun di tengah-tengah perjalanan dirubah untuk tujuan maksiat.

Ketiga, mengetahui diperbolehkannya meng-qoshar shalat.

Keempat, niat qoshar shalat pada saat takbiratul ihram.

Kelima, shalat yang di-qoshar adalah shalat yang empat rakaat, seperti shalat dzuhur, asar dan ‘isya.

Keenam, kontinuitasnya perjalanan secara pasti sampai shalat qoshar selesai dilaksanakan.

Ketujuh, seorang yang hendak meng-qoshar salah tidak boleh makmum pada orang yang itmam(sempurna sholatnya/tidak di Qoshor) dalam sebagian dari shalatnya.




÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷ Bab Sholat Jum'at ÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷

Terjemahan kitab Safinatun Najah
Syekh Salim Bin Samiir Al-Hadlromi
Dan Kitab Syarah kaasyifatus Saja
Syekh Abu Abdul Mu'thi Muhammad Nawawi Al-Jaawi
Berdasarkan madzhab Imam Syafi'i r.a.

Semoga memberikan manfa'at bagi kita semua,....

بسم الله الرحمن الرحيم
فصل شروط الجمعة ستة
◆ان تكون كلها فى وقت الظهر
◆وان تقام فى خطة البلد
◆وان تصلى جماعة
◆وان يكونوا اربعين إحرارا ذكورابالغين مستوطنين
◆ان ﻻتسبقهاوﻻتقارنها جمعة فى تلك البلد
◆وان يتقدمهاخطبتان

SYARAT SHALAT JUMAT
FASLUN SYURUUTHUL-JUM’ATI SITTATUN.
◆AN TAKUNA KULLAHA FI WAQTID-DZUHRI,
◆WA AN TUQOOMA FII KHITTHATIL-BALADI,
◆WA AN TUSHOLLIYA JAMA’ATAN,
◆WA AN YAKUUNU ARBA’INA IHRARAN DZUKURON BIL-GHINI MUSTAUTHINIYNA
◆AN LA TASBIQUHA WA LA TUQORINUHA JUM’ATUN FI TILKAL-BALADI,
◆WA AN YATAQODDAMAHA KHOTBATANI

Syarat sah shalat Jum’at ada enam, yaitu:
1. Khutbah dan shalat Jum’at dilaksanakan pada waktu Dzuhur.
2. Kegiatan Jum’at tersebut dilakukan dalam batas desa.
3. Dilaksanakan secara berjamaah.
4. Jamaah Jum’at minimal berjumlah empat puluh (40) laki-laki merdeka, balig dan penduduk asli daerah tersebut(menetap).
5. Tidak didahului atau dibarengi oleh jum'atan(yg lain) didalam satu wilayah/desa
6. Dilaksanakan secara tertib, yaitu dengan khutbah terlebih dahulu, disusul dengan shalat Jum’at.

Syarh atau Penjelasan Kitab Safinah an-Najah
Syarat shalat Jum’at ada 6 (enam).
Pertama, secara keseluruhan rukun-rukun shalat Jumat harus berada dalam waktu dzuhur. Jika ada seorang makmum mendapati hanya satu rakaat dari dua rakaat shalat Jumat sang imam, maka ia tinggal menambahi satu rakaat berikutnya, yaitu rakaat keduanya dan dianggap sebagai shalat Jum’at. Tapi jika tidak mendapatkan satu rakaat dari dua rakaatnya imam, maka ia harus menggenapi sebagaimana shalat dzuhur yaitu empat rakaat.

Kedua, shalat Jum’at dilaksanakan dalam batasan satu daerah.

Ketiga, Shalat Jum’at harus dilaksanakan secara berjamaah. Tidak sah jika shalat Jum’at dilaksanakan sendirian (munfaridl).

Keempat, jamaah yang melasanakan shalat Jumat harus minimal empat puluh orang yang merdeka, laki-laki, yang sudah aqil baligh, dan penduduk asli daerah atau wilayah setempat. Menurut madzhab as-Syafii bahwa shalat Jumat baru bisa dilaksanakan harus ada empat puluh orang. Sedangkan menurut madzhab Hanafi tidak mensyaratkan harus empat puluh, bahkan Jumatan dapat dilaksanakan oleh empat orang jamaah, yang satu menjadi imam dan yang tiga menjadi makmumnya. Imam Malik pun memperbolehkan shalat Jumat dilaksanakan oleh tiga puluh atau dua puluh jamaah.

Kelima, tidak didahului atau tidak dibarenge oleh shalat jumat yang lain dalam satu daerah.
Artinya tidak boleh mendirikan shalat Jum’ah lebih dari satu, seperti dua Jum’ah-an atau tiga atau lebih.
Namun, jika dibutuhkan melaksanakan dua atau tiga Jum’ah dalam satu daerah karena jamaah tidak dapat tertampung dalam satu masjid, maka diperbolehkan melaksanakan shalat Jumat lebih dari satu.

Keenam, shalat Jum’ah harus didahului dengan kedua khutbah. Ada perbedaan antara khutbah shalat jumat dan khutbah shalat ‘Ied. Jika khutbah shalat Jumat dilaksanakan sebelum melaksanakan shalat, sedangkan khatbah ‘Ied dilaksanakan setelah shalat.
Syekah as-Sayyid Muhammad Shalih berfatwa bahwa dimakruhkan khatib Jum’ah dari selain imam. Dengan kata lain, sebaiknya khatib dan imam Jum’ah adalah satu orang, bukan orang yang berbeda, sebab jika orang yang berbeda maka dimakruhkan meski shalat Jum’ahnya tetap sah.

÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷
÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷

RUKUN KHUTBAH JUM'AT

فصل اركان الجطبتين خمسة
حمدالله فيهما
والصﻻة على النبى صلى الله عليه وسلم فيهما
والوصية بالتقوى فيهما
وقراءة آية من القرآن فى احدهما
والدعاء للمؤمنين والمؤمنات فى اﻻخرة

RUKUN KHUTBAH JUMAT
FASLUN. ARKAANUL-KHUTBATAYNI KHOMSATUN.
- HAMDUL-LAHI FIHI,
- WA AS-SHOLATU ‘ALAN-NABIYYI SHALLAL-LAHU ‘ALAIHI WA SALLAM FIHIMA,
- WAL-WASHIYYATU BIT-TAQWA FIHIMA,
- WA QIROATU AYATIN MIN AL-QUR’AN FI IHDAHUMA,
- WA AD-DU’AU LIL-MU’MININA WA AL-MU’MINATI FIL-AKHIROTI.

Rukun khutbah Jum’at ada lima, yaitu:
1. Mengucapkan “الحمد لله” dalam dua khutbah tersebut.
2. Bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW dalam dua khutbah tersebut.
3. Berwasiat ketaqwaan kepada jamaah Jum’at dalam dua khutbah Jum’at tersebut.
4. Membaca ayat al-qur’an dalam salah satu khutbah.
5. Mendo’akan seluruh umat muslim pada akhir khutbah.

Syarh atau Penjelasan Kitab Safinah an-Najah
Rukun Khutbah Jum’ah.
Ada lima (5) rukun dalam melaksanakan kedua khutbah Jum’ah.
Pertama, memuji pada Allah (hamdul-Lah) dalam kedua khutbah.

Kedua, membaca shalawat pada Nabi Muhammad SAW. dalam kedua khatbah.

Ketiga, berwasiat dan memerintahkan atau menganjurkan ketakwaan yang diucapkan dalam kedua khutbah. Yang dinamakan dengan takwa adalah mengikuti segala perintah Allah dan menjauhi larangan-laranganNya.

Keempat, membaca minimal satu ayat dari al-Qur’an di salah satu kedua khutbah.

Kelima, membaca doa bagi umat mukmin laki-laki dan mukmin perempuan yang dikumandangkan di khutbah kedua.

÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷
÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷

SYARAT KHUTBAH JUM'AT

فصل شروط الخطبتين عشرة
الطهارة عن الحدثين اﻻصغر واﻻكبر
والطهارة عن النجاسة فى ثوب والبدن والمكان
وثترالعورة
والقيام على القادر
والجلوس بينهما فوق طمأنينة الصﻻة
والمواﻻة بينهما وبين الصﻻة
وان تكون باالعربية
وان يسمعهما أربعين
وان تكون كلها فى وقت الظهر

FASLUN SYURUUTHUL-KHATBATAYNI ‘ASYAROTUN.
AT-TOHAROTU ‘ANIL-HADATSAYNI AL-ASGHAR WA AL-AKBAR,
WA AT-TOHAROTU ‘ANIN-NAJASATI FI ATS-TSAUBI WA AL-BADANI WA AL-MAKANI,
WA SATRUL-‘AURATI,
WA AL-QIYAMU ‘ALAL-QODIRI,
WAL-JULUSI BAYNAHUMA FAUQO THUMA’NINATIS-SHOLATI,
WAL-MUWALATU BAYNAHUMA,
WAL-MUWALATU BAYNAHUMA WA BAYNAS-SHOLAT,
WA AN TAKUNA BIL-‘AROBIYYATI,
WA AN YASMA’UHUMA ARBA’INA,
WA AN TAKUNA KULLUHA FI WAQTHI AD-DUHRI.

Syarat sah khutbah jum’at ada sepuluh, yaitu:
1. Bersih dari hadats kecil (seperti kencing) dan besar seperti junub.
2. Pakaian, badan dan tempat bersih dari segala najis.
3. Menutup aurat.
4. Khutbah disampaikan dengan berdiri bagi yang mampu.
5. Kedua khutbah dipisahkan dengan duduk ringan seperti tuma’ninah dalam shalat ditambah beberapa detik.
6. Kedua khutbah dilaksanakan dengan berurutan (tidak diselangi dengan kegiatan yang lain, kecuali duduk).
7. Khutbah dan sholat Jum’at dilaksanakan secara berurutan.
8. Kedua khutbah disampaikan dengan bahasa Arab.
9. Khutbah Jum’at didengarkan oleh 40 laki-laki merdeka, balig serta penduduk asli daerah tersebut.
10. Khutbah Jum’at dilaksanakan dalam waktu Dzuhur.

Syarh atau Penjelasan Kitab Safinah an-Najah
Syarat kedua khutbah Jum’ah.
Ada sepuluh (10) syarat kedua khutbah Jum’ah.

Pertama, suci dari kedua hadats, baik hadats kecil maupun hadats besar.

Kedua, suci dari najis dalam pakean, badan, dan tempat. Artinya pakean, badan dan tempat atau bahkan semua yang menempel atau bersentuhan langsung dengan dan di pakean, badan dan tempat secara keseluruhan harus suci dari najis.

Ketiga, menutup aurat. Syarat menutup aurat khusus bagi khatib, tidak bagi para pendengarnya.

Keempat, khutbah harus dilaksanakan berdiri bagi yang mampu. Namun jika tidak mampu berdiri, maka diperbolehkan dilaksanakan sambil duduk.

Kelima, duduk di antara kedua khutbah dengan kira-kira lamanya di atas tuma’ninah shalat. Disunnahkan membaca surah al-Ikhlas pada saat duduk di antara kedua khutbah.

Keenam, muwalah (runut) di antara kedua khutbah. Tidak boleh disela-selai dengan pekerjaan yang lain.

Ketujuh, muwalah (runut di antara kedua khutbah dan shalat Jum’ah. Artinya tidak boleh disela-selai oleh diam yang terlalu lama atau dengan pekerjaan lain yang memakan waktu lama.

Kedelapan, khutbah dengan berbahasa Arab. Artinya kedua khutbah Jum’ah harus dikumandangkan dan disampaikan dengan menggunakan bahasa Arab, meskipun para jamaahnya orang non-Arab yang tidak mengerti dan tidak memahami isi kandungan khubtahnya. Namun menurut Imam as-Syarqawai yang dinukil dari Imam Barmawi mengatakan bahwa syarat khubtah harus menggunakan bahasa Arab dalam konteks para jamahnya adalah komunitas Arab yang memahami dan mengerti bahasa Arab, dan jika tidak demikian,
artinya para jamaahnya adalah non-Arab maka kedua khutbah cukup menggunakan bahasa non-Arab (‘ajam) yang sesuai dengan bahasa mereka, agar mereka memahami isi dan kandungan khutbahnya.
Kecuali ayat al-Quran yang harus dibaca sesuai dengan teks aslinya yang berbahasa Arab.

Kesembilan, kedua khutbah yang dikumandangkan sang khatib harus terdengar bagi minimal empat puluh jamaah. Dengan demikian suara sang khatib harus lantang dan keras agar dapat didengar oleh empat puluh pendengar dari para jamaah Jum’ah.

Kesepuluh, keseluruhan khutbah harus dilaksanakan dalam waktu dzuhur.







KEWAJIBAN ATAS JENAZAH


بسمزالله الرحمن الرحيم
فصل الذى يلزم للميت اربع خصال
غصله
و تكفينه
والصﻻة عليه
ودفنه

KEWAJIBAN PADA JENAZAH
FASLUN. AL-LADZI YALZAMU LIL-MAYYITI ARBA’U KHISHALIN.
GHOSLUHU,
WA TAKFINUHU, WA AS-SHOLATU ‘ALAIHI
WA DAFNIHI.

Kewajiban muslim terhadap saudaranya yang meninggal dunia ada empat perkara, yaitu:
1. Memandikan.
2. Mengkafani.
3. Menshalatkan (sholat jenazah).
4. Memakamkan.

Syarh atau Penjelasan Kitab Safinah an-Najah
Kewajiban bagi orang yang hidup atas mayat ada empat.

Pertama, memandikannya.
Atau gantinya mandi, seperti tayammum jika mayat tidak dapat dimandukan dengan air, semisal mayat yang gosong terbakar api dengan sekiranya jika dimandikan maka akan rapuh dan hancur.
Kecuali orang yang telah mati syahid.
Sebab orang yang mati syahid haram dimandikan dan wajib dishalati.

Kedua, mengkafaninya setelah selesai memandikannya atau setelah men-tayamumi-nya.

Ketiga, menshalati setelah dimandikan dan dikafani secara sempurna.

Keempat, menguburkannya. Bagi mayat yang mati syahid disunnahkan dikuburkan berikut pakain-pakainnya yang menempel di badan.
Sedangkan mayat orang kafir—baik dzimmi (kafir yang berdamai dengan umat Islam)
atau harby (kafir yang memerangi umat Islam)—tidak wajib dimandikan, tapi boleh dimandikan secara mutlak.
Diharamkan untuk dishalati.

÷÷÷÷
MEMANDIKAN JENAZAH



فصل اقل الغسل تعميم بدنه بالماء
واكمله ان يغسل سوأتيه
وان يزيل القذر من انفيه
وان يضئه
وان يدلك بدنه بالسدر
وان يصيب الماء عليه ثﻻثا



FASLUN AQOLLUL-GHUSLI TA’MIMU BADANIHI BIL-MA’I,
WA AKMALUHU AN YAGHSILA SAU’ATAYHI,
WA AN YAZIILAL-QADZRA MIN ANFIHI,
WA ANYUDHIUHU,
WA AN YUDLIKA BADANAHU BIS-SADRI,
WA AN YUSHIIBA AL-MA’A ‘ALAIHI TSALATSAN.

Cara memandikan seorang muslim yang meninggal dunia:
Minimal (paling sedikit):
membasahi seluruh badannya dengan air dan bisa disempurnakan dengan membasuh qubul dan duburnya, membersihkan hidungnya dari kotoran, mewudhukannya, memandikannya sambil diurut/digosok dengan air daun sidr dan menyiramnya tiga (3) kali.

Syarh atau Penjelasan Kitab Safinah an-Najah
Menjelaskan cara memandikan mayat.
Paling minimal memandikan mayat adalah dengan mengguyurkan air dengan secara merata pada sekujur tubuh mayit.
Akan tetapi jika targetnya adalah memandikan mayat yang baik adalah dengan sekiranya dapat membersihkannya.
Jika satu kali basuhan atau siraman belum juga dapat membersihkannya, maka harus disusul dengan siraman kedua, dan siraman berikutnya dan seterusnya.

Memandikan mayat yang paling sempurna adalah dengan cara membasuh kedua alat kelamin mayit, menghilangkan kotoran yang ada di dalam hidung mayat, mewudhuinya, menggosok sekujur tubuhnya dengan daun widara atau dengan sabun, membasuh dengan air tiga kali basuhan.

MENGKAFANI JENAZAH

فصل أقل الكفين ثوب يعمه واكمله للرجل ثﻻث لفائف
وللمرأة قميص وخمار وإزار ولفافتان

FASLUN. AQOLLUL-KAFANI TSAUBUN YU’UMMUHU,
WA AKMALUHU LIR-ROJULI TSALATSU LAFAAIFA,
WA LIL-MAR’ATI QOMIISHUN WA KHIMARUN WA IZAARUN WA LAFAAFATANI.

Cara mengkafani:
Minimal: dengan sehelai kain yang menutupi seluruh badan. Adapun cara yang sempurna bagi laki-laki:
menutup seluruh badannya dengan tiga helai kain,
sedangkan untuk wanita yaitu dengan baju, khimar (penutup kepala),
sarung dan 2 helai kain.

Syarh atau Penjelasan Kitab Safinah an-Najah
Batasan mengkafani mayit.
Batas minimal mengkafani mayit adalah baju atau pakain yang dapat menutupi sekujur tubuh mayit.
Artinya baju yang dapat menutupi sekujur tubuh kecuali kepalanya mayit.

Batas maksimal dan yang paling sempurna kafan bagi mayat laki-laki adalah tiga lapis kain yang dapat menutup sekujur tubuhnya.
Sementara kafan yang paling sempurna bagi mayat perempuan adalah baju gamis, baju kurung, kain jarik (nyamping atau izar) dan dua lapis kain.


RUKUN SHALAT JENAZAH

فصل اركان صﻻة الجنازة سبعة
اﻻول النية
الثانى اربع تكبيراة
الثالث القيام على القادر
الرابع قراءة افاتحة
الخامس الصﻻة على النبى صلى الله عليه وسلم بعدالثانية
الثادس الدعاء للميت بعد الثالثة
السابع السﻻم

FASLUN. ARKAANU SHALATIL-JANAZATI SAB’ATHUN.
AL-AWWALUN-NIYATU.
ATSANI ARBA’U TAKBIRATIN.
ATS-TSALITSU AL-QIYAMU ‘ALAL-QODHIR.
AR-ROBI’U QIRO’ATUL-FATIHAH.
AL-KHOMISU ASH-SHOLATU ‘ALAN-NABIYYI BA’DATS-TSANIYYAH. AS-SADISU AD-DU’AU LIL-MAYYITI BA’DATS-TSALITSAH.
AS-SABI’U AS-SALAMU.

Rukun shalat jenazah ada tujuh (7), yaitu:
1. Niat.
2. Empat kali takbir.
3. Berdiri bagi orang yang mampu.
4. Membaca Surat Al-Fatihah.
5. Membaca shalawat atas Nabi SAW sesudah takbir yang kedua.
6. Do’a untuk si mayat sesudah takbir yang ketiga.
7. Salam.

Syarh atau Penjelasan Kitab Safinah an-Najah

Rukun shalat janazah.
Ada tujuh (7) rukun shalat janazah.
Pertama, niat shalat janazah.
Kedua, empat kali takbir.
Ketiga, berdiri bagi orang yang mampu. Jika tidak mampu berdiri, cukup dengan duduk.
Keempat, membaca al-fatihah setelah takbir yang pertama.
Kelima, membaca shalawat pada Nabi setelah tabir kedua.
Keenam, do’a bagi mayit setelah takbir yang ketiga.
Ketujuh salam.

Doa-doa yang berkaitan dengan ritual janazah sebagaimana disebutkan di bawah ini;

DOA KETIKA MEMEJAMKAN MATA MAYAT



اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِفُلاَنٍ وَارْفَعْ دَرَجَتَهُ فِي الْمَهْدِيِّيْنَ، وَاخْلُفْهُ فِيْ عَقِبِهِ فِي الْغَابِرِيْنَ، وَاغْفِرْ لَنَا وَلَهُ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ، وَافْسَحْ لَهُ فِيْ قَبْرِهِ وَنَوِّرْ لَهُ فِيْه
ِ
“Ya Allah! Ampunilah si Fulan angkatlah derajatnya bersama orang-orang yg mendapat petunjuk berilah penggantinya bagi orang-orang yg ditinggalkan sesudahnya. Dan ampunilah kami dan dia wahai Tuhan seru sekalian alam. Lebarkan kuburannya dan berilah penerangan di dalamnya.”

DOA DALAM SHALAT JENAZAH

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ، وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ، وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ، وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ، وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ اْلأَبْيَضَ مِنَ الدَّنَسِ، وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ، وَأَهْلاً خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ، وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ، وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ، وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ (وَعَذَابِ النَّارِ)

“Ya Allah! Ampunilah dia berilah rahmat kepadanya selamatkanlah dia maafkanlah dia dan tempatkanlah di tempat yang mulia luaskan kuburannya mandikan dia dgn air salju dan air es. Bersihkan dia dari segala kesalahan sebagaimana Engkau membersihkan baju yg putih dari kotoran berilahrumah yg lbh baik dari rumahnya berilah keluarga yg lbh baik daripada keluarganya istri yg lbh baik daripada istrinya dan masukkan dia ke Surga jagalah dia dari siksa kubur dan Neraka.”

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِحَيِّنَا وَمَيِّتِنَا وَشَاهِدِنَا وَغَائِبِنَا وَصَغِيْرِنَا وَكَبِيْرِنَا وَذَكَرِنَا وَأُنْثَانَا. اَللَّهُمَّ مَنْ أَحْيَيْتَهُ مِنَّا فَأَحْيِهِ عَلَى اْلإِسْلاَمِ، وَمَنْ تَوَفَّيْتَهُ مِنَّا فَتَوَفَّهُ عَلَى اْلإِيْمَانِ، اَللَّهُمَّ لاَ تَحْرِمْنَا أَجْرَهُ وَلاَ تُضِلَّنَا بَعْدَه
ُ
“Ya Allah! Ampunilah kepada orang yg hidup di antara kami dan yg mati orang yg hadir di antara kami dan yg tidak hadir laki-laki maupun perempuan. Ya Allah! Orang yg Engkau hidupkan di antara kami hidupkan dgn memegang ajaran Islam dan orang yg Engkau matikan di antara kami maka matikan dgn memegang keimanan. Ya Allah! Jangan menghalangi kami utk tidak memperoleh pahalanya dan jangan sesatkan kami sepeninggalnya.”

اَللَّهُمَّ إِنَّ فُلاَنَ بْنَ فُلاَنٍ فِيْ ذِمَّتِكَ، وَحَبْلِ جِوَارِكَ، فَقِهِ مِنْ فِتْنَةِ الْقَبْرِ وَعَذَابِ النَّارِ، وَأَنْتَ أَهْلُ الْوَفَاءِ وَالْحَقِّ. فَاغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْم
ُ
“Ya Allah! Sesungguhnya Fulan bin Fulan dalam tanggunganMu dan tali perlindunganMu. Peliharalah dia dari fitnah kubur dan siksa Neraka. Engkau adl Maha Setia dan Maha Benar. Ampunilah dan belas kasihanilah dia. Sesungguhnya Engkau Tuhan Yang Maha Pengampun lagi Penyayang.”

اَللَّهُمَّ عَبْدُكَ وَابْنُ أَمْتِكَ احْتَاجَ إِلَى رَحْمَتِكَ، وَأَنْتَ غَنِيٌّ عَنْ عَذَابِهِ، إِنْ كَانَ مُحْسِنًا فَزِدْ فِيْ حَسَنَاتِهِ، وَإِنْ كَانَ مُسِيْئًا فَتَجَاوَزْ عَنْهُ.

Ya Allah ini hambaMu anak hambaMu perempuan membutuhkan rahmatMu sedang Engkau tidak membutuhkan utk menyiksanya jika ia berbuat baik tambahkanlah dalam amalan baiknya dan jika dia orang yg salah lewatkanlah dari kesalahan-nya.

DOA UNTUK MAYAT ANAK KECIL

اَللَّهُمَّ أَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ.
Ya Allah lindungilah dia dari siksa kubur.
Apabila membaca doa berikut maka itu lbh baik:

اَللَّهُمَّ اجْعَلْهُ فَرَطًا وَذُخْرًا لِوَالِدَيْهِ، وَشَفِيْعًا مُجَابًا. اَللَّهُمَّ ثَقِّلْ بِهِ مَوَازِيْنَهُمَا وَأَعْظِمْ بِهِ أُجُوْرَهُمَا، وَأَلْحِقْهُ بِصَالِحِ الْمُؤْمِنِيْنَ، وَاجْعَلْهُ فِيْ كَفَالَةِ إِبْرَاهِيْمَ، وَقِهِ بِرَحْمَتِكَ عَذَابَ الْجَحِيْمِ، وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ، وَأَهْلاً خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ، اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لأَسْلاَفِنَا، وَأَفْرَاطِنَا وَمَنْ سَبَقَنَا بِاْلإِيْمَان
ِ
.“Ya Allah! Jadikanlah kematian anak ini sebagai pahala pendahulu dan simpanan bagi kedua orang tuanya dan pemberi syafaat yg dikabulkan doanya. Ya Allah! Dengan musibah ini beratkanlah timbangan perbuatan mereka dan berilah pahala yg agung. Anak ini kumpulkan dgn orang-orang yg shalih dan jadikanlah dia dipelihara oleh Nabi Ibrahim. Peliharalah dia dgn rahmatMu dari siksaan Neraka Jahim. Berilah rumah yg lbh baik dari rumahnya berilah keluarga {di Surga} yg lbh baik daripada keluarganya . Ya Allah ampunilah pendahulu-pendahulu kami anak-anak kami dan orang-orang yg mendahului kami dalam keimanan”

اَللَّهُمَّ اجْعَلْهُ لَنَا فَرَطًا وَسَلَفًا وَأَجْرًا
“Ya Allah! Jadikan kematian anak ini sebagai simpanan pahala dan amal baik serta pahala buat kami.”

DOA UNTUK BELASUNGKAWA

إِنَّ لِلَّهِ مَا أَخَذَ، وَلَهُ مَا أَعْطَى وَكُلُّ شَيْءٍ عِنْدَهُ بِأَجَلٍ مُسَمًّى .. فَلْتَصْبِرْ وَلْتَحْتَسِبْ.
Sesungguhnya hak Allah adl mengambil sesuatu dan memberikan sesuatu. Segala sesuatu yg di sisi-Nya dibatasi dgn ajal yg ditentukan. Oleh krn itu bersabarlah dan carilah ridha Allah.”
وَإِنْ قَالَ: أَعْظَمَ اللهُ أَجْرَكَ، وَأَحْسَنَ عَزَاءَكَ وَغَفَرَ لِمَيِّتِكَ. فَحَسَنٌ.
Apabila seseorang berkata: “Semoga Allah memperbesar pahalamu dan memperbagus dalam menghiburmu dan semoga diampuni mayatmu” adalah suatu perkataan yg baik.

BACAAN KETIKA MEMASUKKAN MAYAT KE LIANG KUBUR

بِسْمِ اللهِ وَعَلَى سُنَّةِ رَسُوْلِ اللهِ
Bismillaahi wa ‘alaa sunnati Rasulillaah. artinya Dengan nama Allah dan di atas petunjuk Rasulullah.

DOA SETELAH MAYAT DIMAKAMKAN

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ اَللَّهُمَّ ثَبِّتْهُ
Ya Allah ampunilah dia ya Allah teguhkanlah dia.

DOA ZIARAH KUBUR

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ أَهْلَ الدِّيَارِ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللهُ بِكُمْ لاَحِقُوْنَ (وَيَرْحَمُ اللهُ الْمُسْتَقْدِمِيْنَ مِنَّا وَالْمُسْتَأْخِرِيْنَ) أَسْأَلُ اللهَ لَنَا وَلَكُمُ الْعَافِيَة
َ
Semoga kesejahteraan untukmu wahai penduduk kampung dari orang-orang mukmin dan muslim. Sesungguhnya kami –insya Allah- akan menyusulkan kami mohon kepada Allah utk kami dan kamu agar diberi keselamatan.

MENGUBUR JENAZAH

فصل اقل الدن حفرة تكتم رأائحته وتحرسه من السباع
واكمله قامة وبسطة ويضع خده على الترب ويجب توجيهه الى القبلة

FASLUN. AQOLLU AD-DAFNI HAFROTUN TAKTUMU ROIHATUHU WA TAHRISUHU MIN AS-SIBA’I.
WA AKMALUHU QOMATUN WA BASTHATUN,
WA YUDHA’U KHODDAHU ‘ALA AT-TUROB,
WA YAJIBU TAUJIHUHU ILA AL-QIBLAT.

Sekurang-kurang menanam (mengubur) mayat adalah dalam lubang yang menutup bau mayat dan menjaganya dari binatang buas.

Yang lebih sempurna adalah setinggi orang dan luasnya, serta diletakkan pipinya di atas tanah.
Dan wajib menghadapkannya ke arah qiblat.

Syarh atau Penjelasan Kitab Safinah an-Najah
Penguburan Janazah.
Batas minimal liang lahat bagi kuburan janazah adalah lubang yang dapat menyimpan dan meredam bau busuk mayat dan menjaganya dari hewan atau binatang buas.
Artinya liang lahat yang dapat menyimpan bau busuk mayat dengan sekiranya bau busuknya tidak sampai keluar dari lubang dan terbawa oleh angin menyebar ke seluruh sekitar lingkungannya yang dapat menyebabkan polusi udara.
Dan lubang tersebut juga dapat menyimpannya sekiranya tidak dapat dibongkar dan dibuka oleh binatang buas yang akan memangsannya.

Sedangkan batas maksimal liang lahat bagi jenazah adalah kedalamannya sedalam dan sepanjang orang yang sedang berdiri sambil mengangkatkan tangannya, pipi janazah sebelah kanan diletakkan di atas tanah, dan wajib menghadapkan janazah ke arah kiblat.

MENGGALI KUBURAN

فصل ينبش الميت ﻻربعخصال للغسل اذالم يتغير ولتجيهه الى القبلة وللماء اذا دفن معه
وللمرأة اذا دفن جنينها معها وأمكت حياته

FASLUN YUNBASYU AL-MAYYITU LI-ARBA’I KHISHOLIN.
LIL-GHUSLI IDZA LAM YATAGHOYYAR.
WA LI TAUJIHIHI ILA AL-QIBLATI.
WA LIL-MAALI IDZAA DUFINA MA’AHU.
WA LIL-MAR’ATI IDA DUFINA JANIINUHA MA’AHA WA AMKANAT HAYATUHU.

Mayat boleh digali kembali, karena ada salah satu dari empat perkara, yaitu:
1. Untuk dimandikan apabila belum berubah bentuk.
2. Untuk menghadapkannya ke arah qiblat.
3. Untuk mengambil harta yang tertanam bersama mayat.
4. Wanita yang janinnya tertanam bersamanya dan ada kemungkinan janin tersebut masih hidup.

Syarh atau Penjelasan Kitab Safinah an-Najah
Kuburan mayit boleh dibuka atau dibongkar dengan adanya empat (4) sebab.

Pertama, karena hendak memandikannya jika mayat belum berubah, atau belum hancur dan membusuk. Artinya ketika mayat—mungkin karena lupa—belum dimandikan kemudian dikuburkan dengan begitu saja, maka kuburannya boleh dibuka kembali bertujuan hendak memandikannya.

Kedua, karena hendak menghadapkan mayat ke arah kiblat. Jika mayat dalam posisi berpaling dari arah kiblat atau telungkup, maka kuburannya boleh dibuka dan posisi mayat dibenahi agar menghadap kiblat.
Ketiga, mengambil harta atau materi yang terkubur bersama mayat.

Keempat, bagi mayat perempuan yang dikuburkan beserta janin yang dikandungnya di dalam perut dengan sekiranya dimungkinkan atau ada harapan janinnya bisa hidup. Artinya demi menyelamatkan janin yang ada di dalam perut mayit, yang masih ada harapan hidup, maka boleh dibongkar kembali kuburannya tersebut.




Bab Isti'aanah & Zakat




بسم الله تلرحمن الرحيم
فصل اﻻستعانات اربع خصال
مباحة
و خﻻف اﻻولى
ومكروهة
وواجبة

فالمباحة هى تقريب الماء
وخﻻف اﻻولى هى صب الماء على النحوالمتوضئ
والمكروهة هى لمن يغسل اعضاءه
والواجبة هى الماريض عندالعجز


ISTI'ANAH
FASLUN AL-ISTI’ANAATU ARBA’U KHISHOOLIN.
MUBAHATUN,
WA KHILAAFUL-AULA,
WA LMAKRUUHATUN,
WAL WAAJIBATUN.

FA AL-MUBAAHATU HIYA TAQRIIBU AL-MA’I.
WA KHILAFUL-AULA HIYA SHOBBU AL-MA’I ‘ALA NAHWIL-MUTAWADDHI’.
WAL-MAKRUUHATU HIYA LI-MAN YAGHSILU A’DLA’AHU.
WA AL-WAJIBATU HIYA LIL-MARIDLI ‘INDA AL-‘IJZI.


Hukum isti’anah (minta bantuan orang lain dalam bersuci) ada empat (4) perkara, yaitu:
1. Boleh.
2. Khilaf Aula.
3. Makruh
4. Wajib.
Boleh (mubah) meminta untuk mendekatkan air.
Khilaf aula meminta menuangkan air atas orang yang berwudlu.
Makruh meminta menuangkan air bagi orang yang membasuh anggota-anggota (wudhu) nya.
Wajib meminta menuangkan air bagi orang yang sakit ketika ia lemah (tidak mampu untuk melakukannya sendiri).


Syarh atau Penjelasan Kitab Safinah an-Najah
Macam-macam pertolongan ada empat (4) hukumnya menurut syariat Islam,
yaitu hukum mubah (diperbolehkan), khilaf al-aula (tidak yang lebih utama), makruh, dan wajib.

Pertama, pertolongan yang diperbolehkan adalah mendatangkan atau memberikan air.

Kedua, pertolongan yang dihukumi khilaf al-aula (tidak yang lebih utama) adalah mengalirkan atau mengucurkan air pada orang yang berwudhu.

Ketiga, makruh memberikan pertolongan pada orang yang mampu membasuh anggota badanya sendiri.

Keempat, wajib memperikan pertolongan bagi orang yang sedang sakit ketika ia tidak mampu membasuhnya sendiri.


HARTA WAJIB ZAKAT


فصل اﻻموال التى تلزم فيها الزكاة ستة انواع
النعم والنقدان والمعسرات واموال التجارة واجبها ربع عشرقيمة عروض التجارة والركاز والمعدن


FASLUN AL-AMWAALU AL-LATI FIIHA AZ-ZAKATU SITTATU ANWA’IN.
AN-NA’AMU
WAAN-NAQDANU,
WA AL-MU’SYIROTU,
WA AMWALU AT-TIJAROTI.
WAJIBUHA RUB’U ‘ASYARI QYMATI ‘URUDL OT-TIJAROTI,
WA AR-RIKAZI, WA AL-MA’DANI.


Zakat Harta yang wajib di keluarkan zakatnya ada enam macam, yaitu:
1. Binatang ternak.
2. Emas dan perak.
3. Biji-bijian (yang menjadi makanan pokok).
4. Harta perniagaan. Zakatnya yang wajib di keluarkan adalah 4/10 dari harta tersebut.
5. Harta yang tertkubur.
6. Hasil tambang.


Syarh atau Penjelasan Kitab Safinah an-Najah
Harta atau banda yang wajib dizakati ada enam macam.

Pertama, binatang ternak.
Yang dimaksud dengan binatang ternak yang wajib dizakait yaitu Unta, sapi, kerbau dan kambing.
Sedangkan Jaran tidak wajib dizakati.

Kedua, emas dan perak.

Ketiga, pertanian dan tumbuh-tumbuhan yang ditanam dalam kebiasaan para petani yang wajib dikeluarkan zakatnya sepersepuluh, 10%.

Keempat, harta dagangan.
Ada beberapa syarat bagi harta dagangan yang wajib dizakati, di antaranya yaitu harta secara sempurna milik sendiri, harta diniati untuk berdagang, sudah mencapai satu tahun (haul), dan nilainya sudah mencapai satu nishab.

Kelima, harta yang tertimbun atau biasa diistilahkan dengan harta karun.
Seperti harta milik orang-orang terdahulu yang tertimbun tanah dan ditemukan oleh seseorang, maka harta itu wajib dizakati.

Keenam, tambang, yaitu tempat yang diciptakan oleh Allah mengandung emas atau perak. Tambang wajib dizakati jika sudah mencapai satu nishab, maka zakatnya seperempat.





Adapun prosentase zakat sebagai berikut :


1. Jenis harta : Emas Murni
Nisab : Senilai 85gr Emas
Murni
Kadar : 2,5%
Waktu : Tiap Tahun



2. Jenis harta : Perhiasan,
Perabotan/Perlengkapan Rumah Tangga
dari Emas
Nisab : Senilai 85gr Emas
Murni
Kadar : 2,5%
Waktu : Tiap Tahun



3. Jenis harta : Perak
Nisab : Senilai 642gr Perak
Murni
kadar : 2,5%
waktu : Tiap Tahun



4. Jenis harta : Perhiasan,
Perabotan/Perlengkapan Rumah Tangga
dari Perak
Nisab : Senilai 642gr Perak
Murni
kadar : 2,5%
Waktu : Tiap Tahun



5. Jenis harta : Logam Mulia selain Perak
seperti Platina, dsb.
Nisab : Senilai 85gr Emas
Murni
Kadar : 2,5%
Waktu : Tiap Tahun



6. Jenis harta : Batu Permata, seperti Intan
Berlian, dsb.
Nisab : Senilai 85gr Emas
Murni
Kadar : 2,5%
Waktu : Tiap Tahun



7. Jenis harta : Uang Simpanan, Deposito,
Giro, Cek, dsb.
Nisab : Senilai 85gr Emas
Murni
Kadar : 2,5%
Waktu : Tiap Tahun



8. Jenis usaha : Industri seperti Semen,
Pupuk, Tekstil, dsb.
Nisab : Senilai 85gr Emas
Murni
Kadar : 2,5%
Waktu : Tiap Tahun



9. Jenis usaha : Perdagangan, Export/Import,
Kontraktor, Real
Estate,
Percetakan/Penerbitan, Swalayan / Supermarket, dsb.
Nisab : Senilai 85gr Emas
Murni
Kadar : 2,5%
Waktu : Tiap Tahun



10.Jenis usaha : Usaha Perhotelan, Hiburan, Restoran,
dsb.
Nisab : Senilai 85gr Emas
Murni
Kadar : 2,5%
Waktu : Tiap Tahun



11.Jenis Usaha : Jasa Konsultan, Notaris,
Komisioner, Travel
Biro, Salon,
Transportasi, Pergudangan, Perengkelan, Akuntan,
Dokter, dsb.
Nisab : Senilai 85gr Emas
Murni
kadar : 2,5%
Waktu : Tiap Tahun



12.Hasil Pertanian : Padi
Nisab : 815 Kg Beras / 1481
Kg Gabah
Kadar : 5%-10%
Waktu : Tiap Panen



13.Hasil pertanian : Biji-bijian: Jagung,
Kacang, Kedelai, dsb.
Nisab : 815 Kg Beras / 1481
Kg Gabah
Kadar : 5%-10%
Waktu : Tiap Panen



14.Hasil pertanian : Tanaman Hias, seperti
Anggrek dan Segala
Jenis
Bunga-Bungaan
Nisab : 815 Kg Beras / 1481
Kg Gabah
Kadar : 5%-10%
Waktu : Tiap Panen



15.Hasil pertanian : Rumput-rumputan:
Rumput Hias, Tebu, Bambu.
Nisab : 815 Kg Beras / 1481
Gabah
Kadar : 5%-10%
Waktu : Tiap Panen



16.Hasil pertanian : Buah-buah: Mangga,
Jeruk, Pisang, Kelapa,
Rambutan,
Durian, dsb.
Nisab : 815 Kg Gabah / 1481
Kg Gabah
Kadar : 5%-10%
Waktu : Tiap Panen



17.Hasil pertanian : Sayur-sayuran:
Bawang, Wortel, Cabe, dsb.
Nisab : 815 Kg Gabah / 1481
kg Gabah
Kadar : 5%-10%
Waktu : Tiap Panen



18.Hasil pertanian : Segala Jenis
Tumbuh-tumbuhan lainnya yang
bernilai
Ekonomis
Nisab : 815 Kg Gabah / 1481
Kg Gabah
Kadar : 5%-10%
Waktu : Tiap Panen



19.Jenis usaha : Usaha
Perkebunan dan Perikanan
Nisab : Senilai 85gr Emas
Murni
Kadar : 2,5%
Waktu : Tiap Tahun


20.Hasil Peternakan : Kambing, Domba,
Biri-biri, dsb.
Nisab : a. 40-120 ekor
b. 121-200 ekor
Kadar : a. 1 ekor umur 1
tahun
b. 1 ekor umur 1 tahun
Waktu : Tiap Tahun
Keterangan : setiap bertambah 100 ekor,
zakat-nya tambah 1
ekor umur 1
thn.




21.Hasil peternakan : Sapi, Kerbau, Kuda
Nisab : a. 30 ekor
b. 40 ekor
Kadar : a. 1 ekor umur 1 thn
b. 1 ekor umur 1 thn
Waktu : Tiap Tahun
Keterangan : Setiap Bertambah 30 ekor
zakat-nya tambah 1 ekor
umur 1 thn,
Setiap bertambah 40 ekor
zakat-nya tambah 1 ekor
umur 2 thn



22.Jenis harta: Harta Terpendam (HartaKarun)
Nisab : Senilai 85gr Emas
Murni
Kadar : 20%
Waktu : Ketika memperoleh




23.ZAKAT FITRAH : Makanan Pokok (Beras, Gabah
dan sejenisnya)
Kadar : 2,5Kg /
3,5 Lt.
Waktu : Akhir
Bulan Ramadhan (Tiap
tahun)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar