Kamis, 31 Januari 2019

TERJEMAH SAFINATUN NAJA DAN KASIFATUS SAJA LENGKAP (BAGIAN 7)

TERJEMAH SAFINATUN NAJA DAN KASIFATUS SAJA (BAGIAN 7)



NIAT SHALAT


النية ثلاث درجاة
ان كانت الصلاة فرصا وجب قصد الفعل والتعيين والفرصية
وان كانت نفلة مؤقتة او ذات سبب وجب قصدالفعل والتعيين
وان كانت نفلة مطلقا وجب قصدالفعل فقت

الفعل أصلي
والتعيين ظهرا او عصرا
والفرصية فرضا

ANNIYYATU TSALAATSU DAROJAATIN ,
In Kaanatishsolaatu Fardhon Wajaba Qoshdul Fi’li Watta’yiinu
Wal Fardhiyyatu ,
Wain Kaanat Naafilatan Muaqqotatan Aw DzataSababin Wajaba Qoshdul Fi’li Watta’yiinu ,
Wain Kaanat Naafilatan Muthlaqon Wajaba Qoshdul Fi’li Faqoth.
Al-Fi’lu Usholli ,
Watta’yiinu Zhuhron Aw ‘Ashron ,
Wal Fardhiyyatu Fardhon .

Niat itu 3 derajat , jika adalah sholat itu fardhu maka wajib Qoshdu Fi’il dan Ta’yin dan Fardhiyyah ,
dan jika adalah sholat itu sunah yg ditentukan waktunya atau memiliki sebab maka wajib Qoshdu Fi’il dan Ta’yin ,
dan jika adalah sholat itu sunah mutlak maka wajib Qoshdu Fi’il saja

Al-’Fi’lu yaitu kalimat Usholli , dan Ta’yin yaitu kalimat Zhuhur atau ‘Ashar , dan Fardhiyyah yaitu kalimat Fardhon.

Syarh atau Penjelasan Kitab Safinah an-Najah

3 derajat Niat
Ada 3 derajat niat.
Pertama, menyengaja mengerjakan seperti mengerjakan shalat dihadirkan di dalam hati untuk membedakan dengan pekerjaan-pekerjaan yang lain.

Kedua, menentukan (ta’yin) seperti shalat harus ditentukan shalat dzuhur, asar, dll.,
agar dibedakan dengan shalat-shalat lainnya.

Ketiga, menyebutkan ke-fardhluan-nya (fardliyyah), agar membedakannya dengan pekerjaan atau shalat sunnah. Ketiganya diwajibkan ada pada saat niat mengerjakan shalat wajib atau fardhu.

Jika shalat sunnah yang dibatasi waktu, seperti sunnah rawatib atau shalat yang mempunyai sebab seperti shalat Istisqa’ (shalat yang demi mengharapkan curahan hujan) pada musim kemarau, maka dalam niat wajib dua hal, yaitu menyengaja (qashdhu) dan ta’yin (menentukan).

Jika shalat sunnah mutlak, maka diwajibkan dalam niatnya hanya satu hal, yaitu niat mengerjakan saja, tidak diwajibkan untuk menentukan jenis pekerjaannya. Yang dimaksud dengan shalat sunnah mutlak adalah shalat yang dikerjakan tanpa ditentukan waktunya dan dilaksanakan dengan tanpa ada sebab tertentu yang memotivasinya.

SYARAT TAKBIROTUL IHROM
Syuruuthu Takbiirotil Ihroomi Sittata ‘Asyaro :
An Taqo’a Haalatal Qiyaami Fil Fardhi An Taqo’a Haalatal Qiyaami Fil Fardhi ,
Wa An Takuuna Bil ‘Arobiyyati,
Wa An Takuuna Bilafzhil Jalaalati Wabilafzhi Akbaru, Wattartiibu Bainallafzhoini ,
Wa An Laa Yamudda Hamzatal Jalaalati ,
Wa ‘Adamu Maddi Baa-i Akbaru ,
Wa An Laa Yusyaddidal Baa-a ,
Wa An Laa Yaziida Waawan Saakinatan Aw Mutaharrikatan Bainal Kalimataini ,
Wa An Laa Yaziida Waawan Qoblal Jalaalati,
Wa An Laa Yaqifa Baina Kalimataittakbiiri Waqfatan Thowiilatan Walaa Qoshiirotan ,
Wa An Yusmi’a Nafsahu Jamii’a Huruufiha Wadukhuulul Waqti Fil Muwaqqoti Wa Iiqoo’uhaa Haalal Istiqbaali ,
Wa An Laa Yukhilla Biharfin Min Huruufihaa , Wata’khiiru Takbiirotil Ma’muumi ‘An Takbiirotil Imaami .

Syarat-syarat takbirotul ihrom itu ada16 :
●bahwa jatuhnya takbirotul ihrom pada ketika berdiri pada fardhu
●dan bahwa takbirotul ihrom itu dengan bahasa Arab ,
●dan bahwa takbirotul ihrom itu dengan lafaz Allah dan lafaz Akbar ,
●dan tertib antara 2 lafaz , dan bahwa tidak memanjangkan ●huruf hamzah lafaz Allah,
●dan tidak memanjangkan huruf ba pada lafaz Akbar ,
●dan bahwa tidak mentasydidkan huruf ba ,
●dan bahwa tidak menambah huruf wawu yg mati atau yg berharokat antara2 kalimat ,
●dan bahwa tidak menambah huruf wawu sebelum lafaz Allah
●dan bahwa tidak berhenti antara 2 kalimat takbir dengan berhenti yg panjang,
●dan tidak pula yg pendek ,
●dan bahwa ia memperdengarkan dirinya akan seluruh huruf-huruf Allahu Akbar,
●dan masuk waktu pada sholat yg ditentukan waktunya
●dan menjatuhkan takbirotul ihrom ketika menghadap kiblat,
●dan bahwa mencampur dengan satu huruf daripada huruf-huruf takbir,
●mengakhirkan takbir ma’mum daripada takbir imam

Syarh atau Penjelasan Kitab Safinah an-Najah

Syarat Takbiratul Ihram

Ada enam belas (16) syarat Takbirat al-ihram.

◆Pertama, dikumandangkan pada saat berdiri tegak dan tetap pada saat harus dikumandangkan.

◆Kedua, dikumandangkan atau diucakpan takbir dengan menggunakan bahasa Arab bagi yang mampu.
Jika ada seseorang yang tidak mampu takbir dengan menggunakan bahasa Arab, maka diperbolehkan dengan menggunakan bahasa negaranya sebagai terjemahan dari takbir.

◆Ketiga, harus dengan kalimat jalalah, yaitu kalimat Allah, seperti biasa dikumandangkan dengan Allahu Akbar. Dengan demikian tidak sah jika diganti dengan semisal kalimat Ar-rahmanu Akbar, atau yang lainnya.

◆Keempat, harus menggunakan kalimat Allahu Akbar (Allah maha besar). Dengan demikian tidak sah jika diganti dengan menggunakan kalimat Allahu kabir (Allah besar), sebab akan menghilangkan keagungan dan kebesaranNya.

◆Kelima, kedua kalimat Allah dan Akbar harus diucapkan secara tartib, tidak boleh disela-selai dengan kalimat lain atau berdiam cukup lama.

◆Keenam, tidak boleh membaca panjang huruf hanzah dari kalimat jalalah. Sebab akan merubah kedudukan kalimat dan akan merubah makna, yang tadinya Allah menjadi kalimat pertannyaan atau istifham.

◆Ketujuh, tidak boleh membaca panjang huruf ba kalimat Akbar. Jika dibaca panjang huruf ba’ yang ada pada kalimat Akbar, maka shalatnya tidak sah. Sebab jika dibaca panjang, akan merubah muatan maknanya.
Yaitu jika hamzahnya dibaca fathah, maka akbar yang ba’-nya dibaca panjang bermakna salah satu nama kendang besar; dan jika hamzahnya dibaca kasrah, maka berarti mengandung makna salah satu nama bagi nama-nama haidl..

◆Kedelapan, tidak boleh membaca tasydzidh huruf ba’ kalimat Akbar.
Jika dibaca tasydzidh maka shalatnya tidak sah.

◆Kesembilan, tidak boleh menambahkan huruf wawu baik berharakat atau tidak di antara kedua kalimat antara kalimat Allah dan Akbar.
Jika ditambahi, semisal Allah wa Akbar, maka shalatnya tidak sah.

◆Kesepuluh, tidak boleh menambahkan huruf wawu sebelum kalimat jalalah, yaitu Allah. Jika ditambahkan huruf Wawu sebelum kalimat Allah, menjadi Wa Allahu Akbar, maka shalatnya tidak sah.

◆Kesebelas, tidak boleh berhenti cukup lama atau sebentar di antara kedua kalimat Allah dan Akbar. Namun tidak menjadi soal jika hendak menambahkan huruf AL ta’rif pada kalimat Akbar, menjadi dibaca Allahu Al-Akbar, maka tidah membatalkan shalat.

◆Kedua belas. Membaca seluruh huruf-huruf kalimat yang dikumandangkan harus dapat didengar oleh telinganya sendiri. Hal ini jika pendengarannya sehat, tidak dalam kondisi sakit telinga, dan tidak ada suara bising atau gaduh yang dapat menenggelamkan suaranya.
Jika ada gangguan dalam kupingnya atau ada suara gaduh dan bising, maka harus menaikkan volume suaranya tinggi-tinggi agar dapat didengar oleh kupingnya sendiri.
Jika seseorang gagu maka cukup dengan menggerakkan bibir dan mulutnya.

◆Ketiga belas, memasuki waktu shalat bagi shalat fardhu yang lima waktu dan bagi shalat sunnah yang ditentukan waktunya.

◆Keempat belas, diharuskan membaca takbir pada saat menghadap Kiblat.

◆Kelima belas, tidak boleh merusak salah satu huruf yang terdapat dalam kalimat takbiratul Ihram,

◆Keenam belas, mengakhirkan takbirnya makmum dari takbirnya imam pada saat shalat berjamaah. Jika takbir makmum dan imam bersamaan atau takbir makmum mendahului dari takbirnya imam maka shalatnya tidak sah.

••••••
••••••


SYARAT FATIHAH
SYARAT2 MEMBACA FATIHAH DALAM SHOLAT


فصل شروط الفاتحة عشرة
الترتيب
والموالاة
ومرأعاة حروفها
ومراعاة تشديداتها
وانلايسكت سكتة طويلة ولاقصيرة يقصد بهاقطع القرأءة
وقراءة كل آياتها ومنهاالبسملة
وعدماللحن المخل بالمعني
وانتكون حالة القيام في الفرض
وان يسمع نفسه القرأة
وان لايتخللهاذكراجنبي

Syarat-syarat Fatihah itu ada10 :
Tertib ,
dan berturut-turut ,
dan memelihara segala hurufnya ,
dan memelihara segala tasydidnya ,
dan bahwa jangan ia (orang yg sholat) diam dengan diam yg panjang dan tidak pula yg pendek yg ia bermaksud dengannya memutuskan bacaan ,
dan tiada salah bacaan yg dengan merusakkan makna ,
dan bahwa dibaca Fatihah itu ketika berdiri pada sholat Fardhu,
dan bahwa ia memperdengarkan dirinya akan bacaan ,
dan bahwa tidak menyelangi akan Fatihah oleh dzikir yg lain.

Syarh atau Penjelasan
Syarat al-fatihah
Syarat al-fatihah ada sepuluh (10).

Pertama, harus tartib.
Artinya dibaca secara runut sesuai dengan runutan ayat-ayat yang ada dalam surah al-fatihah.

Kedua, mualat (berurutan).
Artinya satu ayat dengan ayat yang lain tidak ada yang menyela-nyelai, seperti membaca dzikir lain yang tidak ada sangkut-pautnya dengan shalat di antara bacaan ayat-ayat surah al-fatihah.

Ketiga, menjaga secara keseluruhan huruf-huruf yang terdapat dalam surah al-fatihah.
Diketahui bahwa huruf yang ada dalam surah al-fatihah berjumlah 138 huruf, dan semuanya harus dijaga dengan cara membacanya yang benar dan sesuai dengan tempat dan letaknya huruf-huruf itu keluar dari mulut dan tenggorokan seseorang (makharij al-huruf).

Keempat, menjaga bacaan tasydid yang ada di segenap huruf-huruf surah al-fatihah.

Kelima, tidak boleh berdiam diri cukup lama.
ataupun diam sebentar yang bertujuan memutus bacaan.
Tapi jika ada udzur, seperti lupa atau tidak tahu, maka tidak merusak kesahan shalat.

Keenam, membaca seluruh ayat-ayat yang ada di dalam surah al-fatihah, dan di antara yang termasuk dalam surah al-fatihah adalah ayat Basmalah.
Sebab Nabi sendiri menganggap Basmalah sebagai bagian dari ayat dari surah al-fatihah,
diriwayatkan Ibnu Khuzaimah dan al-Hakim dan keduanya menilai bahwa hadits tersebut adalah sahih.

Ketujuh, tidak boleh membaca ayat-ayat secara pelo yang dapat merusak makna yang terkandung di dalam kalimat-kalimat yang ada dalam ayat.
Sebab berubahnya cara baca akan merubah kanduangan maknanya.

Kedelapan, membaca dengan cara berdiri pada saat melaksanakan shalat fardhu.
Sudah barang tentu persyaratan ini bagi orang-orang yang mampu melaksanannya.

Kesembilan, seseorang dapat mendengarkan seluruh bacaannya secara komprehensif dari awal sampai akhir.

Kesepuluh, tidak boleh menyisipkan atau menyela-nyelai bacaan dzikir lain di tengah-tengah bacaan ayat-ayat al-fatihah. Kecuali dzikir yang ada kaitannya dengan kemaslahatan shalat, seperti bacaan amin bagi makmum yang sedang berjamaah.




بسم الله الرحمن الرحيم

فصل
قشديدات الفاتحة اربع عشرة

PERINCIAN TASYDID2 PADA ALFATIHAH
Tasydid pada Al Fatihah itu ada 14

بسم الله فوق الام

Bismillaahi Fauqollaami,

الرحمن
Arrohmaani Fauqorroo-i،

الحيم
Arrohiimi Fauqorroo-i،

الحدلله
Alhamdulillaahi Fauqo laamil jalaalah,

رب العالمين
Robbil'Aalamiin Fauqol ba,

ملك يومالدين
Maaliki Yaumiddiini Fauqoddaali،

اياك نعبد
Iyyaaka Na’budu Fauqol Yaa-i،

واياك نستعين
Waiyyaaka Nasta’iinu Fauqol Yaa-i,

اهدناالصراط المستقيم
Ihdinashshiroothol Mustaqiima Fauqoshsoodi،

صرط الذين
Shirootolladziina Fauqollaami،

انعمت عليهم غيرالمغضوب عليهم والاالضالين
An’amta ‘Alaihim Ghoyril Maghdhuubi ‘Alaihim Waladhdhoolliina Fauqodhdhoodi Wallaami.

Segala tasydid Fatihah yaitu 14 :
◆Lafazh Bismillah diatas huruf Lam,
◆Lafazh Arrohmaani diatas huruf Ro,
◆Lafazh Arrohiimi diatas huruf Ro
◆Lafazh Alhamdu Lillaahi diatas huruf Lam Jalalah,
◆Lafazh Robbal ‘Aalamiina diatas huruf Ba ,
◆Lafazh Arrohmaani diatas huruf Ro ,
◆Lafazh Arrohiimi diatas huruf Ro ,
◆Lafazh Maaliki Yaumiddini diatas huruf Dal ,
◆Lafazh Iyyaaka Na’budu diatas huruf Ya ,
◆Lafazh Waiyyaaka Nasta’iinu diatas huruf Ya ,
◆Lafazh Ihdinashshiroothol Mustaqiima diatas huruf Shod ,
◆Lafazh Shirootholladziina diatas huruf Lam
◆Lafazh An’amta ‘Alaihim Ghoyril Maghdhuubi ‘Alaihim
◆Waladhdhoolliina diatas huruf Dhod dan huruf Lam.

Syarh atau Penjelasan Kitab Safinah an-Najah
Bacaan Tasydzid surah al-fatihah

Bacaan tasydzid dalam surah al-fatihah terdapat 14 (empat belas) tempat.
Pertama, membaca tasydid huruf Lam yang ada dalam kalimat Bismil-Lah.

Kedua, membaca tasydid huruf ra’ yang ada dalam kalimat ar-Rahman.

Ketiga, membaca tasydid huruf ra’ yang ada dalam kalimat ar-rahim.

Keempat, membaca tasydid Lam jalalah yang ada dalam kalimat Alhamdulil-lah.

Kelima, membaca tasydid huruf ba’ yang ada di dalam kalimat Rabbil-‘alamin.

Keenam, membaca tasydid huruf ra’ yang ada dalam kalimat ar-rahman.

Ketujuh, membaca tasydid huruf ra’ yang ada dalam kalimat ar-rahim.

Kedelapan, membaca tasydid huruf dhal yang ada dalam kalimat Maliki yaumid-din.

Kesembilan, membaca tasydid hurud ya’ yang ada dalam kalimat iyyaka na’budu.

Kesepuluh, membaca tasydid huruf ya’ yang ada dalam kalimat iyyaka nasta’in.

Kesebelas, membaca tasydid huruf shad yang ada dalam kalimat Ihdinas-shirat al-mustaqim.

Kedua belas, membaca tasydid huruf Lam yang ada dalam kalimat Shiratal-Ladzina.

Ketiga belas, membaca tasydid huruf Dhad yang ada dalam kalimat An’amta ‘alaihim ghayril maghdhubi ‘alaihim walad-dzallin.

Keempat belas, membaca tasydid huruf Lam yang ada dalam kalimat An’amta ‘alaihim ghayril maghdhubi ‘alaihim walad-dzallin.




◆◆☆☆ SUNNAH TAKBIR ☆☆◆◆



فصل يسن رفع اليدين غي اربعة مواضع
عندالتكبيرة الاحرام
وندالركوع
وعندالاعتدال
وعندالقيام من التشهدالاول

SUNNAH TAKBIR
Yusannu Rof’ul Yadaini Fii Arba’ati Mawaadhi’a:
Inda Takbiirotil Ihroomi,
Wa’indarrukuu’i,
Wa’indal I’tidaali,
Wa’indal Qiyaami Minattasyahhudil Awwali,

Disunahkan mengangkat tangan pada 4 tempat yaitu:

Ketika Takbirotul Ihrom,
dan ketika Ruku’,
dan ketika I’tida,
dan ketika bangun dari Tasyahhud yg pertama.

Syarh atau Penjelasan
Sunahnya mengangkat tangan

Disunnahkan mengangkat kedua tangan di empat tempat.
Pertama, mengangkat tangan pada saat takbiratul ihram.
Mengangkat tangan pada saat takbirat al-ihram yang paling sempurna adalah dengan mengangkat kedua telapak tangan sampai keduanya sepadan dengan kedua pundak kanan dan kiri.
Sebagian pendapat lain mengatakan kedua telapak tangan diangkat sampai menempel pada kuping bagian bawah.

Kedua, mengangkat tangan pada waktu ruku’.

Ketiga, mengangkat tangan pada waktu i’tidal, bangun dari ruku’.

Keempat, mengangkat tangan pada saat berdiri dari tasyahud awwal.

Tidak disunnahkan mengangkat tangan pada selain yang keempat tersebut.



SYARAT2 SUJUD DALAM SHOLAT


بسم الله الرحمن الرحيم
فصل شروط السجود سبعة :
● ان يسجد علي سبعة اعضاء
●وان تكون جبهته مكثوفة
●والتحامل برأسه
●و عدم الحهوى لغيره
●وان لا يسجد على شئ يتحرك بحركته
●وارتفاع أسافله على أعاليه
●والطممأنينة فيه

SYARAT SUJUD
Syuruuthussujuudi Sab’atun :
1)An Yasjuda ‘Alaa Sab’ati A’dhooin,
2)Wa An Takuuna Jabhatuhu Maksyuufatan,
3)Wattahaamulu Biro’sihi,
4)Wa ‘Adamul Huwiyyi Lighoyrihi,
5)Wa An Laa Yasjuda ‘Alaa Syain Yataharroku Biharokatihi, 6)Wartifaa’u Asaafilihi ‘Alaa A’aaliihi،
7)Waththuma’niinatu Fiihi،

وان يقول فى سجوده :
سبحان ربي ﻻعلى وبحمده ثﻻث مرات

Wa An Yaquula Fii Sujuudihi
" Subhaana Robbiyal A’laa Wabihamdihi
" (Tsalaatsa Marrootin) .

اعضاءالسجود سبعة
الجبهة
وبطون الكفين
وركبتين
وبطون الاصابع الرجلين

A’Dhooussujuudi Sab’atun :
Al-Jabhatu،
Wabuthuunul Kaffaini،
Warrukbataini،
Wabuthuunul Ashoobi’irrijlaini.

Syarat-syarat sujud itu ada7:
1)Bahwa ia sujud atas 7 anggota,

2)dan bahwa dahinya itu terbuka,

3)dan memberatkan sedikit dengan kepalanya,

4)dan tidak turun sujud karena lainnya,

5)dan bahwa ia tidak sujud di atas sesuatu yg bergerak dengan geraknya,

6dan mengangkat anggota bawahnya
atas anggota atasnya,

7)dan tuma’ninah pada ketika sujud,

dan sunah bahwa ia
berkata pada sujudnya
" Subhaana Robbiyal A’laa Wabihamdihi " (3 kali) .

Anggota-anggota sujud itu ada 7 :
Dahi ,
dan perut 2 telapak tangan ,
dan 2 dengkul ,
dan perut jari-jari 2 kaki.

Syarh atau Penjelasan
==================

Syarat Sujud
Syarat sujud ada tujuh.
Pertama, sujud di atas tujuh anggauta badan.
Karena ada penjelasan hadits yang diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas yang mengatakan bahwa Rasulullah mengatakan
“aku telah diperintahkan sujud di atas ketujuh anggauta badan, yaitu kening kepala (jidat), kedua telapak tangan, kedua lutut, pucuk-pucuk jari kedua telapak kaki.”
Hadits yang telah diriwayatkan Imam Bukhari dan Muslim.

Kedua,
keningnya harus terbuka, tidak boleh tertutut kecuali ada udzur, seperti di kening tumbuh rambut atau ada perban di kepala yang telah menutupi kening dengan sekiranya jika perban tersebut dicopot akan membahayakan pada kesehatannya.

Ketiga,
meletakkan kepalanya dengan sekiranya keningnya benar-benar menempel pada tempat sujud.

Keempat,
tidak ada niat selian sujud.

Kelima,
tidak sujud di atas sesuatu yang dapat bergerak dengan sebab pergerakan sujudnya seseorang.

Keenam,
mengangkat dan meletakkan anggauta bawah, yaitu pantan di atas anggauta atas yaitu kepala.
Dengan kata lain, meletakkan pantat di atas dan meletakkan kepala di bawah.

Ketujuh,
tuma’ninah dalam sujud.
Artinya meletakkan ketujuh anggauta dalam satu waktu secara bersamaan.

(Khatimah);
Ada tujuh anggota sujud, yaitu :
◆pertama, kening kepala (jidat).
◆Kedua dan ketiga, kedua telapak tangan.
◆Keempat dan kelima, kedua lutut.
◆Keenam dan ketujuh, pucuk-pucuk jari-jemari kedua telapak kaki.

TASYDID PADA TASYAHUD
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

فصل تشديدات التشهد أحدى وعشرون
خمس غى اكمله وستة عشر فى اقله

التحيات على التاء والياء
المباركات الصلوات على الصاد
الطيبات على الطاء والياء
لله على اﻻم الجﻻلة
السﻻم على السين
عليك ايهاالنبى على الياء والنون والياء
ورحمة الله على ﻻم الجﻻلة
وبركاته السﻻم على السين
وعلى عبادالله على ﻻم الجﻻلة
الصالحين على الصاد
اشهدان ﻻاله على ﻻم الف
اﻻالله على ﻻم الجﻻلة
واشهدان على النون
محمدا رسول الله على ميم محمد و على راء وعلى ﻻم الجﻻلة

TASYDID PADA TASYAHUD
TASYDIIDAATUTTASYAHHUDI IHDAA WA’ISYRUUNA KHOMSUN FII AKMALIHI WASITTATA ‘ASYARO FII AQOLLIHI.
Attahiyyaatu ‘Alattaa-i Walyaa-i ,
Walmu baarokatushsholawaatu ‘Alashshoodi,
Ath-Thoyyibaatu ‘Alaththoo-i walyaa-i,
Lillaahi ‘Alaa Laamil Jalaalati,

Assalaamu ‘Alassiini,
‘Alaika Ayyuhannabiyyu ‘Alalyaa-i Wannuuni Walyaa-i ,
Warohmatullaahi ‘Alaa Laamil Jalaalati,
Wabarokaatuhu Assalaamu ‘Alassiini ,
‘Alainaa Wa’alaa ‘Ibaadillaahi ‘Alaa Laamil Jalaalati,
Ash-Shoolihiina ‘Alashshoodi,
Asyhadu An Laa Ilaaha Illallaahu ‘Alaa Lam Alif Walaamil Jalaalati,
Wa Asyhadu Anna ‘Alannuuni,
Muhammadarrosuulullaahi ‘Alaa Mimi Muhammadin Wa ‘Alarroo-i Wa ‘Alaa Laamil Jalaalati.

Semua Tasydidnya Tasyahhud itu ada 21:
5 pada yg paling sempurna dan,
16 pada yg paling sedikitnya.

Attahiyyatu di atas huruf Ta dan Ya,
dan Mubarakatushsholawaatu di atas huruf Shod,
Ath-Thoyyibaatu di atas huruf Tho dan Ya ,
Lillaahi diatas huruf Lam Jalalah,
Assalaamu di atas huruf Sin ,
‘Alaika Ayyuhannabiyyu diatas huruf Ya dan Nun dan Ya,

Warohmatullaahi di atas huruf Lam Jalalah,
Wabarokatuhu Assalaamu di atas huruf Sin,
‘Alainaa Wa’alaa ‘Ibaadillaahi di atas huruf Lam Jalalah,
Ash-Shoolihiina di atas huruf Shod,
Asyhadu An Laa Ilaaha Illallaahu di atas huruf Lam Alif dan Lam Jalalah,

Wa Asyhadu Anna di atas huruf Nun,
Muhammadarrosuulullaahi di atas huruf Mim Muhammad dan di atas huruf Ro dan di atas huruf Lam jalalah.

Syarh atau Penjelasan

Bacaan tasydid dalam tasyahhud
Bacaan tasydid dalam tasyahhud ada dua puluh satu (21) tempat.
Lima terdapat dalam sujud yang ada pada duduk awal,
dan enam belas terdapat dalam duduk akhir.

Dua huruf yang terdapat dalam kalimat at-tahiyyat,
yaitu huruf ta’ dan ya’ yang dibaca tasydid.

Membaca tasydidi huruf shad dalam kalimat al-mubarakatus-shalawat.

Membaca tasydidi huruf tha’ dan ya’ yang ada dalam kalimat at-thayyibat.

Membaca tasydid huruf lam jalalalah yang ada dalam kalimat Lil-lahi.

Membaca tasydid huruf sin yang ada dalam kalimat as-salam.

Membaca tasydid huruf ya’, nun, dan ya’ yang ada dalam kalimat ‘alaika ayyuhan-nabiyyu.

Membaca tasydid huruf lam jalalah yang ada dalam kalimat warahmatullah.

Membaca tasydid huruf sin yang ada dalam kalimat wa rahmatul-Lah.

Membaca tasydid huruf lam jalalah yang ada dalam kalimat ‘alaina wa ‘ala ‘ibadillah.

Membaca tasydid huruf shad yang ada dalam kalimat as-shalihin.

Membaca tasydid huruf lam alif dalam kalimat asyhaduallailaha.

Membaca tasydid huruf lam alif dan lam jalalah yang ada dalam kalimat illa-llah.

Membaca tasydid huruf nun yang ada dalam kalimat wa asyhadu anna.

Membaca tasydid huruf mim, ra’ dan lam yang ada dalam kalimat
Muhammadar-rasulullah.

TASYDID SHALAWAT

فصل
تشديدات اقل الصﻻة على النبى اربع
اللهم على اﻻم و الميم
صل على اﻻم
على محمد على الميم

TASYDID SHALAWAT
Tasydiidaatu Aqollishsolaati ‘Alannabiyyi Shollallaahu ‘Alaihi wasallama Arbaatun :
Allaahumma ‘Alallaami Wal Miimi,
Sholli ‘Alallaami ,
‘Alaa Muhammadin ‘Alal Miimi

Sekurang-kurangnya Tasydid pada sholawat atas Nabi SAW yaitu 4 : Lafazh Allaahumma diatas Huruf Lam dan Huruf Mim ,
Lafazh Sholli diatas Huruf Lam,
Lafazh ‘Ala Muhammadin diatas Huruf Mim

Syarh atau Penjelasan Kitab Safinah,
Bacaat tasydid pada bacaan shalawat nabi yang paling minimal ada empat tempat atau empat huruf.
Membaca tasydid lam dan mim yang ada dalam kalimat Allahumma.
Membaca tasydid huruf lam yang ada dalam kalimat Shalli.
Membaca tasydid huruf mim yang ada dalam kalimat ‘ala Muhammad.

TASYDID SALAM

فصل اقل السﻻم السﻻم عليكم تشديد السﻻم على السين

Sedikitnya pengucapan salam ialah dgn mengucapkan :
" Assalaamu'alaykum "

Tasydidnya Assalaamu itu diatas huruf sin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar